Bencana yang akan dihadapi oleh pebisnis kian nyata dalam beberapa bulan ke depan. Setelah pada pertengahan tahun hanya sekadar menjadi isapan jempol belaka, kini siap menggerogoti sektor bisnis apa pun. Ancaman itu bernama resesi ekonomi.
Angka pertumbuhan ekonomi sedang tidak stabil. Sempat menyentuh angka 5,32 persen pada April 2020, tapi menjelang September 2020, pertumbuhan justru memasuki periode negatif. Ini belum lagi ditambah dengan nilai kurs rupiah terhadap dollar yang melemah. Pebisnis dari kalangan apa pun harus bersiap dengan segala kondisi dan situasi mirip pada tahun 1998.
Dampaknya jelas membuat pebisnis khawatir. Pemasukan tak ada, pengeluaran membengkak, distribusi melemah hingga pemangkasan jumlah karyawan. Meskipun begitu, sebagai pebisnis termasuk Anda harus benar-benar pandai mengatur keuangan hingga memasuki resesi ekonomi.
Bagaimana tips mengatur keuangan tetap aman saat menghadapi resesi ekonomi?
1. Lihat Nilai Bisnis
Memasuki masa resesi ekonomi, tentu saja geliat pebisnis dalam menghadapinya antara maju atau mundur. Akan tetapi, demi perusahaan hingga kegiatan bisnis tetap berjalan maka pebisnis akan melakukan segala cara. Sehingga, Anda perlu melihat data tentang nilai produksi, jumlah distribusi, serapan konsumsi dan sebagainya.
Maka, penting untuk memahami keseluruhan bisnis. Apakah produk yang lama tetap dipertahankan atau diobral ke pelanggan? Atau Anda menghentikan untuk mengeluarkan produk terbaru? Bagaimana dengan sistem kerja saat ini? Memilih WFH atau tetap WFO.
Semua itu harus dipertimbangkan dengan matang. Agar di kemudian hari tidak terjadi perselisihan yang menyebabkan kejatuhan bisnis.
2. Mengelola Perubahan
Setelah Anda mengetahui dan mencatat data maka selanjutnya Anda bisa mengubahnya. Andaikan ternyata produk terbaru tidak perlu dikeluarkan maka maksimalkan dengan penjualan paket. Bahkan, jika perlu membanting harga agar tidak rugi pada nilai produksi sebelumnya.
Selanjutnya, Anda bisa menetapkan berapa karyawan yang perlu WFH dan WFO. Anda dapat juga menetapkan sistem shift agar bisnis tetap berjalan. Terakhir, tentu saja layanan offline bisa Anda ubah menjadi layanan online. Jikalau masih ada pelanggan yang ingin melakukan tatap muka, Anda perlu menyiapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dengan cara ini, Anda seharusnya siap menghadapi segala rintangan maupun tantangan dalam bentuk apa pun.
3. Memaksimalkan Karyawan
Ketika resesi ekonomi melanda maka yang Anda perlu siapkan juga adalah bagaimana psikis karyawan. Apakah dalam kondisi tertekan karena serba ketidakpastian atau justru tambah motivasi karena penghasilan kian berkurang. Oleh karena itu, Anda perlu memberikan kepastian segera. Ketahui apa yang menjadi permasalahan tiap karyawan.
Bentuk tim yang bisa mempercepat akselerasi bisnis. Tidak perlu banyak karena yang penting adalah kerja menjadi efektif. Yang paling penting adalah sebagai pebisnis, dan juga pemimpin, Anda perlu mendengarkan keluhan dari karyawan.
4. Penuhi Kebutuhan Karyawan
Resesi ekonomi membuatnya menjadi sulit. Anda perlu melangkah dengan hati-hati. Begitu pula dengan karyawan Anda. Bisa jadi karyawan pun bimbang dengan situasi yang sedang dihadapi. Maka dari itu, agar kerja menjadi maksimal, Anda perlu memberikan reward kepada karyawan.
Jika reward tersebut tak berwujud, Anda bisa menggunakan cara memberikan cuti atau jika memungkinkan, Anda bisa memberikan keleluasaan untuk tetap memilih kerja di kantor atau dari rumah. Meskipun begitu, Anda tetap mengawasinya agar produktivitas tidak menurun.
Anda juga harus siap apabila karyawan membutuhkan Anda. Di zaman yang tak lagi mudah, bagaimanapun karyawan adalah ujung tombak perusahaan.
5. Rencana Jangka Panjang
Ada pebisnis yang melihat bisnis dalam jangka pendek. Akan tetapi, ada pula yang melihatnya sebagai rencana jangka panjang. Sebelum memasuki resesi ekonomi, ada baiknya membuat rencana jangka panjang. Sebab, Anda tidak akan tahu seberapa lama resesi ekonomi. Apakah bergantung pada pandemi? Tidak ada yang pasti.
Oleh karena itu, perhatikan dengan detail bisnis Anda. Fungsikan karyawan dengan baik. Maksimalkan mereka yang pro-aktif bukan yang pasif. Bangun tim secara efisien sehingga kondisi perusahaan, terutama keuangan, tetap terjaga.
Ketika Anda memahami bagaimana tips mengatur keuangan tetap aman saat menghadapi resesi ekonomi, Anda siap untuk bertahan di bisnis. Agar bisnis semakin aman, gunakan metode pembayaran yang sesuai dengan preferensi pelanggan.
Menerima pembayaran sesuai dengan preferensi pelanggan dapat meningkatkan penjualan bagi bisnis Anda. Dengan Xendit, Anda dapat menerima pembayaran melalui e-wallet, virtual account (transfer bank), kartu kredit/debit, gerai retail dan cicilan tanpa kartu kredit.
Daftar sekarang tanpa dikenakan biaya pengaturan dan perawatan, hanya bayar sesuai penggunaan. Cari tahu selengkapnya mengenai Payment Gateway Terbaik di website kami atau segera daftar dan coba demo gratis Xendit sekarang!