Menjadi seorang Ibu merupakan peran baru bagi setiap perempuan yang memutuskan untuk memiliki anak. Dalam prosesnya, tidak hanya sekadar mengasuh, seorang Ibu bersama pasangannya juga bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup sang anak. Namun, tuntutan terhadap peranan sebagai Ibu memang lebih besar, terlebih di masa awal kelahiran bayi, di mana anak masih perlu bantuan Ibu untuk kebutuhan utamanya seperti mendapatkan ASI.
Pergantian peran dan kebiasaan ini tentu mempengaruhi kondisi psikis dan mental para Ibu baru. Tak ayal, beberapa kasus depresi terhadap ibu ditemukan bahkan di Indonesia. WHO mencatat, ada sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang baru melahirkan mengalami gangguan mental, terutama depresi. Beberapa kasus kekerasan yang terjadi pada Ibu dan anak juga kerap ditemukan di media nasional sebagai bukti bahwa depresi yang dialami oleh Ibu baru nyata adanya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, awareness masyarakat terutama perempuan dan para Ibu pun mulai terbentuk untuk terus mendapatkan informasi dan edukasi yang sesuai sebagai tindakan preventif dari akibat buruk depresi pasca melahirkan. Beberapa konten edukasi yang tersebar di media sosial misalnya saja, terbukti telah membantu para ibu baik untuk mendapatkan solusi maupun sudut pandang lain dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi.
Hal inilah yang membuat dokter Ratih Ayu Wulandari fokus menggarap sebuah ruang berbagi bagi para ibu melalui beberapa kelas edukatif di Menjadi Ibu. Didirikan sejak tahun 2012, platform yang dulu hanya sekadar menjadi tempat dokter Ratih membagikan aspirasi dan kegelisahannya mengenai dunia parenting melalui tulisan blog, kini berkembang menjadi sebuah sarana edukasi bagi banyak perempuan yang sedang menikmati masa transisinya menjadi seorang ibu.
Mengenal Menjadi Ibu, Platform Edukasi Parenting dengan ratusan Pelanggan
Menjadi Ibu diinisiasi oleh dokter Ratih yang juga sebagai konsultan laktasi tersertifikasi dari International Board of Lactation Consultant Examiners (IBLCE). Pada awalnya, dokter Ratih memiliki masalah serupa ketika menjalani profesinya barunya sebagai Ibu, yaitu kesulitan dalam melakukan kegiatan menyusui. Melihat background profesinya yang seorang dokter, dokter Ratih pun memutuskan untuk mengambil sertifikasi laktasi dan membagikan ilmu dan pengalaman yang ia dapat rasakan melalui tulisan blog.
Memiliki ketertarikan terhadap dunia digital dan kepenulisan, siapa sangka, blog menjadiibu.com bisa berkembang seiring dengan perjalanan dokter Ratih menjadi seorang Ibu. Beberapa Ibu yang mengalami keresahan yang sama juga mulai berdatangan di kolom komentar dan hal ini yang membuatnya bergerak untuk melakukan kegiatan kelas belajar Menjadi Ibu secara tatap muka yang pertama.
“Waktu itu orang datang juga karena baca blog dan kemudian cari saya di rumah sakit tempat saya praktek. Dari situ circle nya mulai berkembang dan ternyata nggak hanya kelas menyusui saja, jadi ada kelas-kelas yang lainnya. Semua kegiatan ini dilakukan secara bertahap mulai dari kelas yang dilaksanakan secara sederhana di garasi rumah, studio, hingga sekarang fokus dalam kelas-kelas online melalui website,” ungkap dokter Ratih.
Materi kelas Menjadi Ibu pun bertambah seiring berjalannya waktu. Berawal dari kelas konsultasi menyusui, lalu berkembang pada materi lain seputar tumbuh kembang anak seperti: kelas membuat MPASI, kelas bayi bermain, kelas berenang untuk anak, kelas merawat newborn, hingga yang terbaru adalah kelas proteksi terhadap keluarga.
Ragam kelas inilah yang membuat banyak keluarga tertarik untuk berkonsultasi kepada dokter Ratih. Belum lagi dokter Ratih juga aktif di sosial media dan memiliki banyak pengikut dengan jumlah lebih dari 20 ribu pengikut untuk Instagram @ratih_ayu_wulandari dan lebih dari 40 ribu pengikut untuk akun @menjadiibu.
Maka tak heran jika terdapat banyak client yang pernah mengikuti kelas Menjadi Ibu dan datang dari beragam profesi dan latar belakang. Mulai dari Ibu rumah tangga, pegawai kantor, hingga selebriti seperti Raisa, Ashanty dan Anang Hermansyah, Andien, Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie, dan masih banyak yang lainnya.
Bagaimana Xendit Membantu Menjadi Ibu Berkembang
Memasuki masa pandemi tahun 2020 lalu, terjadi perubahan terhadap sistem kelas yang dimiliki Menjadi Ibu. Kelas yang awalnya dilakukan bertatap muka, kini beralih menjadi kelas online yang dapat diakses melalui website.
Disinilah Xendit mulai berperan dalam membantu meningkatkan bisnis dokter Ratih. Berawal dari rekomendasi rekan bisnis, dokter Ratih mulai menggunakan Xendit sejak tahun 2021. Hingga kini, belum ada kesulitan berarti yang dirasakan selama menggunakan Xendit.
“Saya pakai semuanya, ya, mulai dari invoice dan juga yang on demand. Kalau saya bikin kelas kan saya pakai yang on demand jadi nanti tinggal saya masukin Instagram, mereka bisa swipe up link dan langsung masuk situ. Atau kalau lagi ada konsultasi online saya langsung bikin linknya pake Xendit app dan langsung saya kirim pakai WhatsApp, praktis.” ungkap dokter Ratih.
Kelas-kelas Menjadi Ibu bisa diakses dalam beberapa cara, mulai dari kelas recording dimana orang tua bisa membeli dan mengakses kelas secara langsung melalui website, dan juga kelas konsultasi baik online maupun offline yang kini sudah mulai dibuka secara terbatas secara tatap muka.
Semua metode pembayaran dari kelas-kelas tersebut dibantu oleh Xendit, yang memungkinkan client Menjadi Ibu bisa memiliki ragam pilihan metode transaksi sesuai dengan kebutuhannya. Semua bisa diakses secara praktis dan juga real time dalam satu waktu.
Jika anda pemilik bisnis dan juga ingin memiliki pengalaman transaksi yang aman, mudah, dan terpercaya, daftar Xendit sekarang, dan rasakan langsung pengalaman bertransaksi yang menyenangkan. Xendit memiliki fitur layanan terpadu dan mencakup banyak pilihan metode pembayaran yang menunjang perkembangan bisnis anda.