Artikel ini pertama kali dipublikasikan di blog Tokocrypto yang bisa dikunjungi di sini
Perkembangan aset kripto di Indonesia terus meningkat secara eksponensial dalam dua tahun terakhir. Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, jumlah investor kripto telah mencapai 16,55 juta pelanggan di akhir November 2022, naik dari 11 juta di 2021.
Sementara, dari segi nilai transaksi, sampai akhir November 2022, nilai transaksi kripto di Indonesia sebesar Rp 296,66 triliun. Memang ada penurunan dari tahun 2021 yang mencapai Rp 859,4 triliun, tapi nilai transaksi tersebut masih tercatat lebih besar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 64,9 triliun.
Tren investasi aset kripto kini sudah menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia dan profesi. BAPPEBTI memaparkan demografi investor kripto di Indonesia didominasi kelompok usia 18–24 tahun, yaitu sebesar 32 persen; kelompok 25–30 tahun 30 persen; dan kelompok 31–35 tahun 16 persen.
Adapun berdasarkan kelompok profesi, presentasi karyawan swasta mendominasi sebesar 28 persen, wiraswasta 23 persen, dan pelajar/mahasiswa 18 persen. Dengan kata lain, investasi kripto di Indonesia banyak diminati oleh generasi millenial dan Gen Z yang statusnya sebagai pelajar dan first jobber.
Demografi investor kripto di Indonesia berdasarkan profesi. Sumber: BAPPEBTI, 2022.
Terkait dengan hal ini, Yudhono Rawis, Interim CEO Tokocrypto, menjelaskan tingginya animo generasi muda dalam berinvestasi aset kripto didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah barrier to entry yang sangat kecil dan kemudahaan akses ke platform investasi kripto. “Adanya kecanggihan teknologi dan keterbukaan informasi dan tingginya animo masyarakat untuk memilih kripto sebagai salah satu aset atau alternatif atas instrumen investasi konvensional akan semakin tinggi di waktu mendatang.”
Tantangan ekosistem aset kripto
Pertumbuhan ini tidak bisa lepas dari tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha di industri aset kripto. Perlu diketahui, aset kripto masih tergolong baru di Indonesia. Menurut Yudho, situasi pandemi COVID-19, penetrasi penggunaan smartphone dan internet yang tinggi menjadi faktor pendorong pertumbuhan investasi aset kripto di Tanah Air.
“Kini, aset kripto sudah dipercaya oleh banyak investor ritel di Indonesia yang sebelumnya terlebih dahulu masuk ke instrumen saham dan reksadana. Prospek imbal hasil yang tinggi dan kemudahan untuk berinvestasi menjadi daya tarik utama kripto,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yudho mengungkap tantangan yang harus diperhatikan untuk menjadikan industri kripto ini sehat, yaitu terkait edukasi dan literasi. Banyak masyarakat di Indonesia belum sepenuhnya memahami investasi aset kripto, seperti cara memulai hingga strategi untuk mendapatkan profit. Di samping itu, sering terjadi penipuan investasi bodong yang berkedok aset kripto, sehingga membuat citra industri ini menjadi negatif.
Peran Tokocrypto
Sebagai salah satu crypto exchange terbesar dan terdaftar resmi di BAPPEBTI Kementerian Perdagangan, Tokocrypto senantiasa selalu mendorong perkembangan industri aset kripto di Indonesia. Saat ini, Tokocrypto memiliki lebih dari 2 juta pengguna dan terus mengalami peningkatan.
“Tokocrypto tetap berkomitmen menjaga agar iklim pertumbuhan industri bisa sustainable dan sehat dengan berkolaborasi bersama para mitra, institusi pendidikan, dan seluruh stakeholders untuk meningkatkan edukasi dan literasi. Program yang sudah berjalan adalah membuat kelas online, webinar, dan memproduksi konten edukasi untuk social media,” tutur Yudho.
Semangat membangun industri aset kripto tidak hanya hadir dari pelaku usaha yang terjun langsung saja, melainkan juga para mitra. Seperti yang dilakukan oleh Tokocrypto yang terus menjalin kemitraan strategi dengan berbagai pihak, salah satunya Xendit. Dengan dukungan Xendit sebagai payment gateway, Tokocrypto dapat menghadirkan pengalaman transaksi yang nyaman, mudah, dan fleksibel bagi setiap pengguna.
Kolaborasi Tokocrypto dan Xendit
Salah satu keunggulan dari investasi aset kripto dibandingkan dengan instrumen lainnya adalah kemudahan transaksi. Untuk memulai investasi kripto, investor tidak diharuskan memiliki rekening bank untuk membuat akun atau wallet di platform. Investor bisa melakukan deposit menggunakan berbagai channel pembayaran melalui mitra payment gateway, seperti Xendit dan akan langsung masuk ke saldo akun pengguna.
Xendit sebagai perusahaan financial technology (fintech) yang menyediakan solusi pembayaran cepat, mudah, handal, dan aman bagi para pelaku usaha di Indonesia menjadi mitra pembayaran digital yang aman dan nyaman untuk platform investasi khususnya kripto di Tokocrypto. Kolaborasi Tokocrypto dan Xendit menghasilkan berbagai macam kemudahan, terutama kemudahan pembayaran dengan penyediaan layanan pembayaran digital melalui Virtual Account dan e-wallet.
“Sebagai Penyelenggara Jasa Pembayaran digital yang berlisensi, Xendit mendukung pertumbuhan minat investasi aset kripto di Indonesia baik itu melalui solusi pembayaran yang fit to market maupun upaya edukasi ke masyarakat. Melalui kolaborasi dengan TokoCrypto kami berharap dapat bersama sama meningkatkan literasi dan juga pengalaman investasi aset kripto yang lebih mudah, seamless dan tentunya tetap aman untuk masyarakat,” ungkap Tessa Wijaya, Co Founder & COO Xendit.
Kolaborasi Tokocrypto dan Xendit tidak hanya mengembangkan inovasi fitur yang dapat memberikan kemudahan pengguna, tetapi juga menjalankan program edukasi bersama dari pemanfaatan investasi kripto.
“Upaya berkelanjutan tetap pada komitmen kami untuk fokus pada peningkatan penetrasi aset kripto dan edukasi masyarakat. Kami berkolaborasi dengan mitra kerja, salah satunya Xendit dapat mempermudah akses investasi aset kripto dari segi pelayanan pembayaran dan meningkatkan edukasi,” terang Yudho.
Salah satu kolaborasi yang telah dilakukan adalah dengan memperkenalkan investasi kripto melalui “Trading Class Master” yang telah dilakukan pada 10-18 Desember 2022 dan diikuti oleh puluhan peserta secara online. Ada juga networking event di T-Hub by Tokocrypto, Jakarta yang berlangsung pada 17 Desember 2022. Melalui program ini diharapkan para investor pemula dan komunitas kripto di Indonesia bisa mendapatkan edukasi terkait analisa trading dan selalu melakukan riset sebelum mengambil keputusan investasi.