Restrukturisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja suatu perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat terus berkembang, atau minimal dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Singkatnya, restrukturisasi dilakukan agar kinerja perusahaan tersebut menjadi lebih sehat.
Umumnya istilah restrukturisasi digunakan ketika suatu perusahaan akan melakukan perbaikan secara menyeluruh. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperbaiki tiga aspek perusahaan, yaitu aset/portofolio, modal/keuangan, dan manajemen/organisasi.
Ketika melakukan restrukturisasi perusahaan wajib memperhatikan kepentingan banyak pihak, mulai dari perseroan, pemegang saham, karyawan, kreditor, mitra usaha, dan masyarakat.
Berikut ini adalah 2 jenis restrukturisasi yang sudah umum diterapkan oleh banyak perusahaan.
1. Restrukturisasi Aset atau Portofolio
Restrukturisasi aset adalah aktivitas penyusunan aset perusahaan agar kinerja perusahaan tersebut menjadi semakin baik. Hal-hal yang termasuk ke dalam aset perusahaan meliputi setiap aset bisnis, lini bisnis, divisi, unit usaha, maupun anak perusahaan.
Restrukturisasi aset dapat dilakukan melalui banyak cara seperti rescheduling, grace period, reconditioning, haircut, penurunan tingkat suku bunga, pemberian utang baru, debt to asset swap, debt to equity swap, penjualan aset yang tidak produktif atau tidak langsung, perubahan utang menjadi obligasi, perubahan utang menjadi obligasi konversi, pengambilalihan utang oleh pihak lain, penggantian atau perubahan Penjamin, penambahan modal oleh pemegang saham lama, penambahan modal oleh pemegang saham baru melalui skema IPO, rekapitulasi modal, ataupun bentuk-bentuk lain yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan.
2. Restrukturisasi Perusahaan
Restrukturisasi perusahaan adalah penyusunan ulang sistem pengelolaan perusahaan yang di dalamnya termasuk pengelolaan modal dan manajemen. Tujuannya adalah agar kinerja perusahaan tersebut menjadi semakin sehat.
Tingkat kesehatan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio seperti tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turnover), leverage ratio, dan market ratio.
Selain itu, restrukturisasi perusahaan juga dapat berupa proses yang secara signifikan mengubah model bisnis perusahaan, manajemen, ataupun struktur keuangan untuk mengatasi tantangan atau permasalahan tertentu.
Restrukturisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti perubahan strategi perseroan, perubahan visi, reorganisasi, perubahan budaya perusahaan, pemasangan atau perubahan teknologi, penggantian anggota direksi atau komisaris, merger, konsolidasi, akuisisi, leverage buy out, spin-off, dan tindakan lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan.
Setiap perusahaan dapat menjalankan salah satu dari jenis restrukturisasi perusahaan di atas. Namun seringnya restrukturisasi dilakukan secara bersamaan baik itu aset maupun perusahaan karena keduanya memiliki keterkaitan yang erat.
Sebelum melakukan restrukturisasi, manajemen perusahaan harus melakukan penilaian secara menyeluruh yang disebut juga sebagai due diligence atau penilaian uji tuntas perusahaan. Hasil penilaian ini akan digunakan sebagai landasan dalam menentukan skala prioritas ketika restrukturisasi perusahaan akan dilakukan.
Mengapa Perusahaan Perlu Melakukan Restrukturisasi?
Ada atau tidaknya masalah, Anda harus tetap melakukan restrukturisasi perusahaan secara berkala, misalnya setiap lima tahun sekali. Jangan menunggu sampai Anda merasa terjepit, karena hal ini justru akan membuat proses restrukturisasi menjadi lebih kompleks.
Beberapa alasan yang umumnya menjadi penyebab suatu perusahaan melakukan restrukturisasi misalnya adanya masalah hukum, adanya tuntutan pasar dan masalah geografis, perubahan kondisi perusahaan, muncul masalah berkaitan dengan serikat pekerja, hubungan antara holding dan anak perusahaan, pergeseran kepemilikan, dan lain sebagainya.
Agar nantinya penjualan online berjalan dengan lancar dan efektif, pastikan Anda dapat menyediakan metode pembayaran yang sesuai dengan preferensi pelanggan.
Menerima pembayaran sesuai dengan preferensi pelanggan dapat meningkatkan penjualan bagi bisnis Anda. Dengan Xendit, Anda dapat menerima pembayaran melalui berbagai metode, mulai dari e-wallet, virtual account (transfer bank), kartu kredit/debit, gerai retail, hingga cicilan tanpa kartu kredit. Daftar sekarang tanpa dikenakan biaya pengaturan dan perawatan, hanya bayar sesuai penggunaan.
Cari tahu selengkapnya mengenai Xendit di website kami atau segera daftar dan coba demo gratis Xendit sekarang!