Dalam menghadapi pandemi, manajemen persediaan produk harus benar-benar dicermati dengan baik. Bagi para pebisnis, hal tersebut perlu diwaspadai mengingat pandemi tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir. Bahkan, gelombang pertama belum usai, muncul isu akan hadirnya gelombang kedua COVID-19.
Prediksi akan munculnya gelombang kedua disebabkan masih meningkatnya pasien positif terjangkit COVID-19. Pebisnis patut was-was. Apakah gangguan terhadap bisnis masih akan berlangsung? Jika iya, bagaimana cara mengelola bisnis agar tidak runtuh? Terutama mengurangi kerugian setiap harinya.
Oleh karena itu, agar manajemen persediaan tetap terjaga, pebisnis perlu menata ulang. Memilah dan memilih mana yang bisa digunakan jangka panjang atau hanya jangka pendek. Pilihan yang rasional membuat bisnis Anda tetap stabil.
Lalu, bagaimana strategi Anda mengelola manajemen persediaan dengan baik dan tepat? Ketahui dan pahami caranya di bawah ini.
1. Selalu Mengecek Laporan secara Berkala
Tidak bisa dipungkiri bahwa Anda perlu mencermati laporan tentang manajemen persediaan secara berkala. Hal tersebut bisa Anda lakukan setiap minggu, dua minggu atau sebulan sekali.
Dengan mendalami laporan secara berkala, Anda bisa mengetahui mana persediaan yang menjelang habis, atau bahkan telah habis. Jika demikian, Anda bisa mengatur jadwal untuk memasok produk dari supplier agar bisnis tetap stabil.
Yang paling penting adalah selalu pastikan bahwa tidak ada missing laporan. Sebab, sering kali laporan dibuat seadanya karena untuk menjalankan rutinitas.
2. Mempersiapkan Produk dengan Matang
Hal yang paling dibutuhkan ketika memasuki new normal adalah perekonomian bergerak kembali. Arus keluar masuk produk berjalan lancar. Namun, tampaknya tidak semulus yang diperkirakan. Sebab, gelombang kedua justru siap hadir.
Maka, yang perlu diperhatikan adalah memeriksa persediaan produk. Apakah masih ada atau tidak. Jika masih ada, perlu juga diperhatikan bagaimana ketahanan produk Anda. Apakah bisa berlangsung lama atau tidak.
Menganalisa manajemen persediaan produk dengan matang akan terhindar dari macetnya jalur distribusi. Terkadang, permintaan dari pelanggan meningkat namun produk justru telah habis. Hal tersebut bisa mempengaruhi tingkat penjualan dan brand Anda dalam pengelolaan produk.
3. Memilah Produk Lama dan Baru
Sejak pandemi datang, banyak produk yang tidak bisa keluarkan. Lama-kelamaan produk Anda tergolong dead stock. Jika hal tersebut terjadi, Anda bisa pisahkan dengan memindahkannya ke tempat lain. Sebab, agar tidak mengganggu jika produk baru datang.
Selain itu, untuk menghindari kerugian, Anda bisa mengelola produk lama supaya menghasilkan nilai jual yang tinggi. Dengan demikian, Anda bisa menghemat biaya operasional yang salah satunya biaya perawatan.
Agar memudahkan untuk memindai mana produk lama dan baru, Anda bisa memberi tanda seperti barcode. Sehingga, data tentang manajemen persediaan dapat tercatat dengan rapi.
4. Pantau Supplier dan Harga Produk
Pandemi membuat para pebisnis menurunkan harga produk sebesar-besarnya. Diskon yang berlebih agar menarik minat pelanggan. Hal ini dilakukan agar bisnis tetap berjalan. Jika demikian, Anda bisa menyesuaikan atau menggunakan strategi yang lebih ciamik.
Selain itu, Anda perlu mengecek supplier. Apakah produk masih tersedia? Bagaimana dengan sistem produksi atau distribusi? Masihkah berjalan baik saat pandemi atau menjelang new normal?
Anda harus memperhatikan hal tersebut demi kelangsungan bisnis. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin bahwa supplier masih bisa eksis. Maka, bukan tidak mungkin kebiasaan supplier berubah atau Anda bisa menimbang untuk mencari supplier lain.
Manajemen persediaan adalah salah satu cara untuk mengelola produk Anda. Bisnis harus tetap berjalan meskipun pandemi tidak kunjung usai. Apalagi ditambah dengan gelombang kedua yang diperkirakan datang dalam waktu yang dekat.
Ketika Anda mampu mengelola manajemen persediaan dengan baik, Anda juga perlu memantau bagaimana kebiasaan pelanggan untuk mencari produk. Sebab, di saat seperti ini, kebiasaan memiliki produk akan berubah. Mereka hanya tetap di rumah dan mencoba melakukan transaksi pembayaran dari sana.
Menerima pembayaran sesuai dengan preferensi pelanggan dapat meningkatkan penjualan bagi bisnis Anda. Dengan Xendit, Anda dapat menerima pembayaran melalui e-wallet, virtual account (transfer bank), kartu kredit/debut, gerai retail dan cicilan tanpa kartu kredit.
Daftar sekarang tanpa dikenakan biaya pengaturan dan perawatan, hanya bayar sesuai penggunaan. Cari tahu selengkapnya mengenai Xendit di website kami atau segera daftar dan coba demo gratis Xendit sekarang!