Pada 2019 ini, Forbes menerbitkan studi tahunannya pada salah satu brand paling berharga di dunia. Hasilnya memang tidak mengejutkan bagi banyak orang, Apple menduduki puncak klasemen selama 7 tahun berturut-turut, mengumpulkan brand value yang luar biasa sebesar $ 205,5 miliar – naik 12% dari tahun lalu.
Dilansir dari Forbes, berikut adalah 10 daftar teratas brand paling bernilai di dunia:
- Apple: $205,5 miliar
- Google: $167,7 miliar
- Microsoft: $125,3 miliar
- Amazon: $97 miliar
- Facebook: $88,9 miliar
- Coca-Cola: $59,2 miliar
- Samsung: $53,1 miliar
- Disney: $52,2 miliar
- Toyota: $46,6 miliar
- McDonald’s: $43,8 miliar
Seperti yang Anda lihat, semua brand yang masuk ke dalam daftar tersebut adalah brand-brand besar dan populer di dunia. Daftar tersebut juga menceritakan kisah penting lainnya: 8 dari 10 perusahaan yang masuk ke dalam daftar tersebut berbasis teknologi.
Apple memimpin dengan selisih yang cukup besar, meski top 9 lainnya telah menghasilkan pertumbuhan hingga dua digit sejak tahun lalu.
Jadi, bagaimana Apple dapat menanamkan brand association yang sangat kuat di benak konsumen modern? Apakah karena mereka berhasil menciptakan brand loyalty yang sangat kuat?
Pelajaran Branding dari Apple
Sulit untuk menemukan kisah sukses terkait branding yang lebih inspirasional daripada Apple. Didirikan oleh dua mahasiswa dropout, ekspansi pendirinya ke berbagai industri dan layanan baru seperti Apple Pay dan iTunes membantu mendorong Apple menjadi perusahaan pertama senilai $700 miliar di Amerika.
Strategi branding ikonik Apple selalu fokus pada sisi emosi – didukung oleh visioner kreatif, Steve Jobs, di pucuk pimpinan. Sejak awal berdirinya pada 1976, Apple telah memprioritaskan untuk membangun komunitas penggemar yang berdedikasi dengan cara yang hampir seperti pengkultusan.
Dengan mempertahankan kesan misterius dan rahasia terkait cara kerja brand mereka, antusiasme untuk peluncuran produk mereka tidak tertandingi; menciptakan percakapan di antara para teknisi dan orang awam baik di media sosial maupun dunia nyata.
Apple selalu memposisikan diri sebagai sesuatu yang berbeda; mereka “berpikir berbeda”. Tidak seperti perusahaan teknologi lainnya, Apple menghasilkan penjualan bukan dari produk-produk mereka, melainkan dari value model bisnis mereka.
Konsumen mereka tidak berpikir: “Saya membeli smartphone ini karena mendukung dual-SIM, 48Mp kamera, RAM 6 GB, tersedia slot Micro-SD, dll.” Sebaliknya, mereka berpikir: “Saya membeli smartphone ini karena ini adalah iPhone, ini adalah Apple.
Kesan eksklusif dan premium yang diciptakan oleh Apple ketika mempromosikan rilis produk baru, dan perhatian cermat terhadap estetika produk-produknya, telah berhasil membuat brand Apple dikaitkan dengan kemewahan di mata penggemarnya. Dan inilah yang dibayar oleh banyak konsumennya: simbol status sosial yang didorong oleh emosi, bukan fungsi maupun kepraktisannya.
Pentingnya Emosi dalam Brand Loyalty
Tidak peduli seberapa bagus atau kreatifnya strategi pemasaran brand Anda, jika tidak ada hubungan emosional dengan audiens Anda, strategi Anda kemungkinan akan meleset dari sasarannya.
Hubungan emosional inilah yang telah menumbuhkan brand loyalty di antara penggemar Apple dan membuat mereka mengesampingkan harga produk Apple yang sebenarnya jauh lebih tinggi daripada produk pesaing yang setara.
Lihatlah pada peluncuran iPhone 11 lalu, banyak orang mencemooh dan mengolok-olok desain dari produk Apple tersebut. Tetapi Apple tetaplah Apple, dan iPhone akan selalu identik dengan smartphone eksklusif yang premium, bahkan bagi mereka yang telah mencemoohnya.
Demikian pembahasan mengenai brand loyalty dan apa yang bisa Anda pelajari dari Apple. Ingin bisnis Anda semakin berkembang? Integrasikan website toko online Anda dengan payment gateway agar bisa menerima pembayaran secara langsung di website Anda.
Xendit adalah payment gateway terbaik di Indonesia yang dapat membantu bisnis Anda semakin berkembang. Dengan adanya payment gateway Xendit, semua transaksi online Anda akan berjalan secara otomatis tanpa perlu konfirmasi manual.
Xendit juga telah menggunakan API CyberSource yang merupakan perusahaan pengelola pembayaran terbesar di dunia yang berada di bawah naungan VISA, sehingga bisnis Anda akan mendapatkan nilai lebih di mata konsumen dalam hal keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi.Daftar sekarang juga dan nikmati layanan free trial dari Xendit dengan fitur-fitur lengkap, full support dari tim Xendit, serta transisi mudah untuk aktivasi akun pemilik usaha. Apabila memiliki pertanyaan lainnya terkait produk Xendit, Anda bisa menghubungi tim Xendit melalui contact us.