Buat akun gratis dalam 5 menit! Daftar sekarang

Blog

Dapatkan update terbaru terkait industri fintech, produk Xendit dan dapatkan tips untuk mengembangkan produk Anda.

4 Kesalahan Umum Membangun Brand Awareness yang Harus Dihindari

Xendit
Terakhir diperbarui: Juli 14, 2020
 •  3 min read

Membangun brand awareness dapat membantu brand Anda selalu diingat oleh pelanggan potensial, sehingga ketika mereka membutuhkan produk atau layanan seperti milik Anda, mereka akan lebih cenderung membeli dari Anda. Branding juga dapat membantu Anda menjangkau pelanggan baru dan membangun reputasi yang akan membantu Anda mencapai target penjualan. Masalahnya, membangun brand awareness tidak semudah membuat website atau profil media sosial.

Tidak mengherankan jika banyak brand yang terjebak pada kesalahan-kesalahan mendasar ketika mereka sedang berusaha membangun brand awareness. Anda tentu tidak ingin terjatuh ke lubang yang sama, bukan?

Jadi, cobalah untuk menghindari 4 kesalahan umum dalam membangun brand awareness berikut ini.

1. Gagal Mendefinisikan Branding Anda

Anda membutuhkan lebih dari sekadar nama untuk memiliki brand yang kuat dan layak untuk dipromosikan. Anda harus menciptakan brand yang mudah dikenali, tidak peduli apa format dan platform yang digunakan. Target pelanggan Anda harus menyadari brand Anda ketika mereka melihatnya, entah itu di sebuah paket maupun ketika mereka melihatnya di media sosial.

Brand Anda harus mencakup:

  • Sebuah logo
  • Slogan atau tagline
  • Warna, font, dan gambar tertentu
  • Maskot atau juru bicara
  • “Suara” atau nada khas brand Anda yang akan dikenali pelanggan

Pikirkan sebuah brand yang mudah dikenali seperti Nike, Coca-Cola, atau Apple. Anda akan mengenali merek-merek ini bahkan ketika nama-nama perusahaan mereka tidak muncul. Anda mengenali swoosh atau pesan inspirasi “Just Do It” (Nike), dan Anda mengenali font klasik (Coca-Cola), dan apel dengan bekas gigitan (Apple).

Apakah brand Anda mudah dikenali? Jika tidak, bagaimana Anda bisa mulai membangun brand awareness?

2. Kehilangan Makna

Source: freepik.com

Banyak slogan yang sering digunakan ketika perusahaan sedang memasarkan atau mengiklankan suatu brand. Misalnya, pikirkan berapa kali Anda pernah mendengar atau membaca deskripsi seperti “Best Seller,” “Terbaik,” “Berkualitas,” dll. yang melekat pada brand atau produk mereka.

Rata-rata audiens akan mengabaikan istilah-istilah itu karena mereka sering digunakan. Selain itu, istilah-istilah tersebut juga tidak benar-benar memberi tahu audiens tentang brand tersebut. Anda harus lebih spesifik agar audiens tahu persis apa nilai Anda dan apa yang Anda tawarkan.

3. Tidak Konsisten

Sangat mudah untuk terjebak dalam tren terbaru ketika Anda sedang berusaha memasarkan brand Anda dan mencoba untuk mendapatkan perhatian audiens. Tetapi melakukan itu (mengikuti tren dan keluar dari pedoman brand Anda) hanya akan membuat Anda menyampaikan pesan yang tidak konsisten, yang sebenarnya dapat membingungkan pelanggan Anda dan membuat upaya branding yang sudah Anda bangun selama ini menjadi sia-sia. 

Setiap penampilan brand Anda harus konsisten dengan pedoman dan suara brand yang sudah Anda tentukan. Itu mencakup semuanya, mulai dari tweet sederhana hingga kampanye iklan PPC.

4. Rebranding Terlalu Sering

Pada akhirnya, Anda memang perlu mengubah citra brand agar tetap segar dengan rebranding, tetapi melakukannya terlalu sering dapat – sekali lagi – membuat upaya branding Anda selama ini menjadi sia-sia. Rebranding diperlukan seiring berjalannya waktu. 

Pikirkan betapa usangnya logo Apple jika masih berupa apel berwarna pelangi. Perusahaan teknologi hebat ini tidak akan terlihat seperti inovator –  mereka akan terlihat seperti lelucon karena tidak mampu mengikuti perkembangan zaman.

Ketika rebranding, Anda tetap harus mempertahankan identitas utama dari brand Anda. Apple telah memperbarui logonya dengan bentuk yang sama tetapi dalam warna-warna berbeda, seperti hitam, putih atau perak, yang lebih modern dan bergaya. 

Coca-Cola telah memperbarui logonya selama lebih dari 100 tahun, tetapi hanya membuat sedikit perubahan pada font klasiknya. Dari sini Anda dapat melihat bahwa Anda tidak bisa mengubah logo secara ekstrem. Jika melakukannya, pada dasarnya Anda akan memulai semuanya dari awal lagi.

Demikian pembahasan mengenai 4 kesalahan umum dalam membangun brand awareness yang harus dihindari. Ingin bisnis Anda semakin berkembang? Integrasikan website toko online Anda dengan payment gateway agar bisa menerima pembayaran secara langsung di website Anda.

Xendit adalah payment gateway terbaik di Indonesia yang dapat membantu bisnis Anda semakin berkembang. Dengan adanya payment gateway Xendit, semua transaksi online Anda akan berjalan secara otomatis tanpa perlu konfirmasi manual. 

Xendit juga telah menggunakan API CyberSource yang merupakan perusahaan pengelola pembayaran terbesar di dunia yang berada di bawah naungan VISA, sehingga bisnis Anda akan mendapatkan nilai lebih di mata konsumen dalam hal keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Daftar sekarang juga dan nikmati layanan free trial dari Xendit dengan fitur-fitur lengkap, full support dari tim Xendit, serta transisi mudah untuk aktivasi akun pemilik usaha. Apabila memiliki pertanyaan lainnya terkait produk Xendit, Anda bisa menghubungi tim Xendit melalui contact us.

Artikel terkait

You’re currently on our [current] site. Would you like to visit our [suggest] site instead?