YouTube merupakan media terpopuler yang hingga saat ini masih disenangi masyarakat. Karena telah tercatat sejumlah 1,3 miliar pengguna memanfaatkan platform media sosial ini. Sementara jumlah penontonnya tercatat sebanyak lebih dari 5 miliar. Data lain juga menyebutkan bahwa sebanyak 8 dari 10 individu pada rentang usia 18 sampai 49 tahun menyatakan bahwa mereka menonton YouTube secara reguler.
Selain itu, ternyata terdapat 50% pengguna yang menyatakan bahwa mereka tidak bisa berhenti mengakses YouTube, dari total 95% generasi Z yang menggunakan YouTube. Keunggulan YouTube terletak pada banyaknya audiens atau penonton dengan jumlah besar. Selain itu, audiens YouTube berasal dari berbagai lapisan masyarakat, dengan beragam konten yang dikonsumsi. Maka dari itu, YouTube merupakan media yang menjanjikan bagi para pebisnis sebagai media native advertising. Native advertising yang dimaksud adalah bentuk media berbayar yang sering digunakan oleh pihak pemasar konten.
Namun kini, membuat konten terkait native advertising yang dapat menjadi minat dan menarik perhatian audiens adalah tantangan bagi para pemilik brand. Sehingga, pemilik brand atau marketer perlu mempertimbangkan hal-hal terkait konten video native advertising melalui kreator untuk YouTube. Berikut pemaparannya.
1. Ciptakan Konten Video yang Bermanfaat Bagi Audiens
Karakteristik audiens YouTube cenderung menyukai konten yang memberikan informasi atau edukasi yang memberikan pemahaman baru. Selain itu, konten yang dapat membangkitkan emosi juga dapat menarik mereka untuk memberikan reaksi, seperti melakukan subscribe, memberikan komentar maupun like.
Melihat dari pengalaman yang telah terjadi, para marketer menyatakan bahwa prinsip pembuatan native advertising adalah “more showing, less telling”. Sehingga dalam pembuatan konten video YouTube, Anda harus dapat menyajikan video yang menarik untuk ditonton serta memiliki nilai guna yang baik bagi penonton.
Ide untuk konten video native advertising melalui kreator YouTube sebaiknya memuat nilai konten yang dibutuhkan oleh audiens Anda. Sehingga, setelah terpublikasi konten Anda akan diminati audiens.
2. Relevansi Konten Video dengan Target Audiens
Anda harus memahami konten seperti apa yang harus ditampilkan sehingga menarik dan relevan dengan target pasar. Biasanya dalam membuat video, agar sebuah brand dapat menarik minat pasar, konten hiburan harus disajikan. Hal ini diungkapkan oleh survey Frukt yang menyatakan bahwa 71% penonton berusia 24 sampai 35 tahun menyukai video hiburan. Sementara sejumlah 73% responden menyatakan bahwa kreator YouTube dapat memberikan nilai tersendiri terkait brand yang dipromosikan.
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasar profesional tidak akan membuat konten yang tidak relevan. Untuk membuat konten yang relevan, Anda bisa menggali data terkait minat maupun keinginan penonton. Jadi bukan berdasarkan kemauan pemilik ide dan pembuat konten saja. Misalnya, untuk produk fashion hijab, Anda dapat menyajikan video tutorial hijab dengan tren terbaru sesuai permintaan pasar.
3. Memiliki Jangkauan Target Audiens yang Luas Lebih Penting Daripada Penonton
Video yang Anda buat dengan konten tertentu harus bisa memiliki jangkauan yang luas atau reach. Dalam hal ini, reach merupakan target yang harus Anda capai karena jumlah audiens yang dapat Anda jangkau melalui video tersebut yang menjadi tolak ukur kesuksesan. Dari metric jangkauan tersebut, marketer dapat menentukan seberapa besar sasaran audiens yang menonton konten video, daripada berapa views yang dihasilkan.
Untuk mengetahui data atau informasi jumlah reach, Anda bisa memperolehnya dari kanal YouTube pada fitur Analytics. Pada bagian reach viewers dan jumlah unique viewers, Anda dapat melihat seberapa luas jangkauan video Anda terhadap audiens. Sehingga, kreator dapat mempertimbangkan pembuatan konten dari data tersebut.
Mengetahui tingkat keterjangkauan penting untuk memantau keefektifan atau tidaknya konten video yang Anda sebarkan kepada public sebagai bentuk native advertising. Juga sebagai bahan evaluasi untuk membuat konten-konten video berikutnya. Selain itu, data jangkauan bisa dijadikan bahan untuk memaksimalkan produksi video di masa mendatang.
Itulah pemaparan mengenai hal penting dalam native advertising yang perlu Anda pahami sebagai pertimbangan membuat video. Sehingga, video native advertising berfungsi sesuai tujuan dengan sasaran yang tepat serta menarik minat masyarakat. Selain itu, masih banyak upaya yang harus Anda lakukan untuk terus memperluas pasar serta meningkatkatkan penjualan, salah satunya dengan menggunakan sistem payment gateway.
Di Indonesia, payment gateway seperti Xendit telah banyak digunakan oleh toko online dalam upaya menjamin keamanan dan kemudahan transaksi pelanggan mereka. Karena Xendit dapat mengintegrasi berbagai metode pembayaran yang dilakukan oleh pembeli. Metode pembayaran yang dapat digunakan pembeli yaitu melalui transfer bank, kartu kredit, virtual account, maupun retail outlet seperti Alfamart. Jadi pembeli dari berbagai kalangan bisa melakukan transaksi dengan mudah untuk membeli produk Anda.
Jika Anda memiliki pertanyaan-pertanyaan seputar payment gateway atau sistem penerimaan pembayaran untuk website, jangan ragu menghubungi Tim Xendit. Cari tahu selengkapnya mengenai Payment Gateway Terbaik di website kami atau segera daftar dan coba demo gratis Xendit sekarang!